Selasa, 24 November 2009

Fwd: [Abu Hanifah Alim Al-Bantuliy] Menjadikan Kyai Sebagai Sesembahan Selain Allah

---------- Forwarded message ----------
From: Abu Hanifah Alim Al-Bantuliy <abuhanifahalim@gmail.com>
Date: Tue, 17 Nov 2009 19:46:11 -0800 (PST)
Subject: [Abu Hanifah Alim Al-Bantuliy] Menjadikan Kyai Sebagai
Sesembahan Selain Allah
To: abuhanifahalim@gmail.com

Alloh Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan kita agar melaksakan taat
kepada Alloh dan Rosul-Nya. Alloh Ta'ala berfirman yang artinya, "Wahai
orang-orang yang beriman, taatilah Alloh, taatilah Rosul-Nya dan
pemimpin kalian." (An Nisa': 59)
Para ulama menjelaskan ayat di atas bahwa ketaatan kepada Alloh dan
Rosul-Nya merupakan ketaatan yang mutlak, sedangkan ketaatan kepada
makhluk itu tergantung pada ketaatan kepada Alloh dan Rosul-Nya. Jika
makhluk itu mengajak kepada perbuatan maksiat kepada Alloh dan
Rosul-Nya, maka kita tidak boleh mengikutinya. Karena tidak ada taat
kepada makhluk dalam maksiat kepada Alloh dan Rosul-Nya. Sabda
Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam, "Tidak ada ketaatan kepada
siapa pun dalam maksiat kepada Alloh, ketaatan hanyalah dalam perkara
yang baik menurut syariat." (HR. Bukhori dan Muslim)
Tetapi apa yang terjadi pada kaum muslimin? Di antara mereka ada yang
menentang perintah Alloh dan Rosul-Nya, menentang Al Qur'an, menentang
sunnah Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam padahal dalil tersebut
sudah jelas bagi mereka. Mereka lebih memilih pendapat pemimpin
golongan mereka, orang yang mereka anggap sebagai wali, pendapat Pak
Kyai atau orang alim meskipun jelas-jelas pendapat tersebut
bertentangan dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Sampai-sampai mereka
menghalalkan sesuatu yang Alloh Ta'ala haramkan, dan mengharamkan
sesuatu yang Alloh Ta'ala halalkan demi mengikuti pendapat seseorang.
Karena inilah mereka telah menjadikan tuhan-tuhan selain Alloh Ta'ala.
Alloh Ta'ala berfirman yang artinya, "Mereka jadikan orang-orang alim
dan rahib-rahib(pendta-pendeta) mereka sebagai Tuhan selain Alloh." (At
Taubah: 31)
Kami Tidak Menyembah Mereka
Ketika mendengar ayat ini dari Rosululloh shollallohu 'alaihi wa
sallam, sahabat Adi bin Hatim rodhiyallohu 'anhu yang dulu beragama
nasrani berkata, "Sesungguhnya kami tidak menyembah mereka". Kemudian
Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam berkata, "Bukankah mereka
mengharamkan yang Alloh halalkan kemudian kalian ikut mengharamkannya,
dan mereka menghalalkan yang Alloh haramkan kemudian kalian ikut
menghalalkannya?" Kemudian sahabat Adi bin Hatim rodhiyallohu 'anhu
menjawab, "Ya!" Rosululloh berkata, "Itulah bentuk peribadatan kalian
kepada mereka." (HR. Ahmad dan Tirmidzi). Inilah yang disebut syirik
dalam ketaatan. Oleh karena itu, Syaikh Muhammad At-Tamimy rohimahulloh
Ta'ala memasukan hadits di atas dalam Kitab Tauhid karya beliau pada
bab: Barang siapa yang menaati ulama dan pemimpin dalam mengharamkan
yang dihalalkan oleh Alloh dan menghalalkan yang diharamkan oleh Alloh,
maka dia telah menjadikannya sebagai tuhan-tuhan selain Alloh.
Marah Karena Alloh Ta'ala
Ibnu Abbas rodhiyallohu 'anhuma berkata, "Hujan batu dari langit akan
segera menimpa kalian. Aku katakan, 'Rosululloh berkata
demikian-demikian', namun kalian mengatakan, 'Abu Bakar dan Umar
berkata demikian'." Ibnu Abbas rodhiyallohu 'anhuma marah karena ada
yang menentang perkataan Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam
dengan perkataan Abu Bakar dan Umar rodhiyallohu 'anhuma. Padahal
Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam menginformasikan bahwa mereka
berdua termasuk penghuni surga, bahkan Abu Bakar dan Umar
rodhiyallohu 'anhuma adalah orang yang paling utama di antara umat ini
dan orang yang pendapat-pendapatnya lebih mendekati kebenaran.
Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda, "Jika kalian
mentaati Abu Bakar dan Umar, kalian akan mendapat petunjuk." (HR
Muslim). Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam juga
bersabda, "Kalian wajib mengikuti sunnahku dan sunnah Khulafaur
Rasyidin yang mendapat petunjuk setelahku, peganglah dan gigitlah
sunnah itu dengan gi
gi geraham kalian." (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad, Ibnu Abi Hatim,
shohih)
Jadi apabila ada yang menentang perkataan atau hadits Rosululloh
shollallohu 'alaihi wa sallam dengan perkataan Abu Bakar dan Umar saja
terlarang, bagaimana lagi jika menentang hadits Rosululloh dengan
pendapat atau perkataan selain mereka berdua? Tentunya lebih terlarang
lagi. (Lihat Al Qoulul Mufid 2/88-89).
Perkataan Ulama' Tentang Menentang Hadits
1. Imam Abu Hanifah rohimahullohu
"Tidak halal bagi seorang pun untuk mengambil perkataan kami jika dia
tidak tahu dari mana kami mengambilnya".
"Jika saya menyampaikan perkataan yang bertentangan dengan Kitabulloh
dan hadits Rosululloh, maka tinggalkanlah perkataanku".

2. Imam Malik rohimahullohu
"Sesungguhnya saya hanyalah manusia, kadang salah dan kadang benar,
maka telitilah pendapatku. Yang sesuai dengan Al-Kitab dan As-Sunnah
ambillah dan yang tidak sesuai dengan Al-Kitab dan As-Sunnah
tinggalkanlah".
"Pendapat semua orang dapat diterima atau ditolak kecuali perkataan
Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam".

3. Imam Syafi'i rohimahullohu
"Jika suatu hadits itu shohih, maka itulah pendapatku".
"Seluruh kaum muslimin sepakat bahwa jika ada yang mengetahui hadits
Rosululloh, maka dia tidak boleh meninggalkannya karena mengikuti
pendapat seseorang".

Imam Ahmad rohimahullohu
"Janganlah engkau mengekor kepadaku, Malik, Syafi'i, Auza'i, dan
Ats-Tsaury. Ambillah dari sumber mereka mengambil".
"Barang siapa menolak hadits Rosululloh maka dia dalam jurang
kehancuran". (Lihat Sifat Sholat Nabi hal 47-53).

Demikianlah perkataan para ulama yang melarang kita menentang hadits
Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam dengan pendapat seseorang.
Maka sudah sepantasnya bagi kita untuk memperhatikan hal ini. Hanya
kepada Alloh Ta'ala kita memohon supaya kita termasuk orang-orang yang
selalu mendahulukan perkataan Alloh dan Rosul-Nya dari pada perkataan
manusia, dan menjadikan kita selalu berpegang teguh dengan sunnah
Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam. Wallohul Musta'an.
***
Penulis: Abul Abbas Didik Suyadi
Artikel www.muslim.or.id
Artikel diambil dari Muslim.or.id: Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah
- http://muslim.or.id
Silakan kunjungi alamat lengkap artikel ini:
http://muslim.or.id/aqidah/menjadikan-kyai-sebagai-sesembahan-selain-allah.html

--
Posting oleh Abu Hanifah Alim Al-Bantuliy ke Abu Hanifah Alim
Al-Bantuliy pada 11/18/2009 10:46:00 AM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar