Senin, 31 Mei 2010

Muslim.or.id: Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

Muslim.or.id: Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah


Pria yang Meninggalkan Shalat Jama’ah Sungguh Merugi

Posted: 31 May 2010 08:00 AM PDT

Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu 'ala Rosulillah wa 'ala alihi wa shohbihi ajma’ain.

Sungguh prihatin melihat kondisi umat Islam saat ini. Jika kita sedikit memalingkan pandangan ke masjid-masjid, kita akan menyaksikan bahwa rumah Allah yang ada sangat sedikit sekali dihuni oleh jama'ah ketika mu'adzin meneriakkan hayya 'ala shalah. Berlatar belakang inilah, dalam risalah yang ringkas ini kami berusaha mendorong setiap orang yang membaca tulisan ini untuk melakukan shalat yang memiliki banyak keutamaan yaitu shalat berjama'ah. Semoga Allah selalu memberi hidayah dan taufik kepada kita sekalian.

Pertama: Shalat Jama'ah Memiliki Pahala yang Berlipat daripada Shalat Sendirian

Dari 'Abdullah bin 'Umar, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً

"Shalat jama'ah lebih utama daripada shalat sendirian sebanyak 27 derajat." [1]

Dari Abu Sa'id Al Khudri, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

الصَّلاَةُ فِى جَمَاعَةٍ تَعْدِلُ خَمْسًا وَعِشْرِينَ صَلاَةً فَإِذَا صَلاَّهَا فِى فَلاَةٍ فَأَتَمَّ رُكُوعَهَا وَسُجُودَهَا بَلَغَتْ خَمْسِينَ صَلاَةً

"Shalat jama'ah itu senilai dengan 25 shalat. Jika seseorang mengerjakan shalat ketika dia bersafar, lalu dia menyempurnakan ruku' dan sujudnya, maka shalatnya tersebut bisa mencapai pahala  50 shalat." [2]

Ibnu Baththol rahimahullah mengatakan, "Kadang keutamaan shalat jama'ah disebutkan sebanyak 27 derajat, kadang pula disebut 25 kali lipat, dan kadang juga disebut 25 bagian. Ini semua menunjukkan berlipatnya pahala shalat jama'ah dibanding dengan shalat sendirian dengan kelipatan sebagaimana yang disebutkan." [3]

Kedua: Dengan Shalat Jama'ah Akan Mendapat Pengampunan Dosa

Dari 'Utsman bin 'Affan, beliau berkata bahwa saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَوَضَّأَ لِلصَّلاَةِ فَأَسْبَغَ الْوُضُوءَ ثُمَّ مَشَى إِلَى الصَّلاَةِ الْمَكْتُوبَةِ فَصَلاَّهَا مَعَ النَّاسِ أَوْ مَعَ الْجَمَاعَةِ أَوْ فِى الْمَسْجِدِ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ ذُنُوبَهُ

"Barangsiapa berwudhu untuk shalat, lalu dia menyempurnakan wudhunya, kemudian dia berjalan untuk menunaikan shalat wajib yaitu dia melaksanakan shalat bersama manusia atau bersama jama'ah atau melaksanakan shalat di masjid, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya."[4]

Ketiga: Setiap Langkah Menuju Masjid untuk Melaksanakan Shalat Jama'ah akan Meninggikan Derajatnya dan Menghapuskan Dosa; juga Ketika Menunggu Shalat, Malaikat Akan Senantiasa Mendo'akannya

Dari Abu Hurairah, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

صَلاَةُ الرَّجُلِ فِى جَمَاعَةٍ تَزِيدُ عَلَى صَلاَتِهِ فِى بَيْتِهِ وَصَلاَتِهِ فِى سُوقِهِ بِضْعًا وَعِشْرِينَ دَرَجَةً وَذَلِكَ أَنَّ أَحَدَهُمْ إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ أَتَى الْمَسْجِدَ لاَ يَنْهَزُهُ إِلاَّ الصَّلاَةُ لاَ يُرِيدُ إِلاَّ الصَّلاَةَ فَلَمْ يَخْطُ خَطْوَةً إِلاَّ رُفِعَ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ وَحُطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةٌ حَتَّى يَدْخُلَ الْمَسْجِدَ فَإِذَا دَخَلَ الْمَسْجِدَ كَانَ فِى الصَّلاَةِ مَا كَانَتِ الصَّلاَةُ هِىَ تَحْبِسُهُ وَالْمَلاَئِكَةُ يُصَلُّونَ عَلَى أَحَدِكُمْ مَا دَامَ فِى مَجْلِسِهِ الَّذِى صَلَّى فِيهِ يَقُولُونَ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ اللَّهُمَّ تُبْ عَلَيْهِ مَا لَمْ يُؤْذِ فِيهِ مَا لَمْ يُحْدِثْ فِيهِ

"Shalat seseorang dalam jama'ah memiliki nilai lebih 20 sekian derajat daripada shalat seseorang di rumahnya, juga melebihi shalatnya di pasar. Oleh karena itu, jika salah seorang di antara mereka berwudhu, lalu menyempurnakan wudhunya, kemudian mendatangi masjid, tidaklah mendorong melakukan hal ini selain untuk melaksanakan shalat; maka salah satu langkahnya akan meninggikan derajatnya, sedangkan langkah lainnya akan menghapuskan kesalahannya. Ganjaran ini semua diperoleh sampai dia memasuki masjid. Jika dia memasuki masjid, dia berarti dalam keadaan shalat selama dia menunggu shalat.  Malaikat pun akan mendo'akan salah seorang di antara mereka selama dia berada di tempat dia shalat. Malaikat tersebut nantinya akan mengatakan: Ya Allah, rahmatilah dia. Ya Allah, ampunilah dia. Ya Allah, terimalah taubatnya. Hal ini akan berlangsung selama dia tidak menyakiti orang lain (dengan perkataan atau perbuatannya) dan selama dia dalam keadaan tidak berhadats. " [5]

Keempat: Melaksanakan Shalat Jama'ah Berarti Menjalankan Sunnah Nabi, Meninggalkannya Berarti Meninggalkan Sunnahnya

Terdapat sebuah atsar dari dari 'Abdullah bin Mas'ud, beliau berkata,

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَلْقَى اللَّهَ غَدًا مُسْلِمًا فَلْيُحَافِظْ عَلَى هَؤُلاَءِ الصَّلَوَاتِ حَيْثُ يُنَادَى بِهِنَّ فَإِنَّ اللَّهَ شَرَعَ لِنَبِيِّكُمْ -صلى الله عليه وسلم- سُنَنَ الْهُدَى وَإِنَّهُنَّ مِنْ سُنَنِ الْهُدَى وَلَوْ أَنَّكُمْ صَلَّيْتُمْ فِى بُيُوتِكُمْ كَمَا يُصَلِّى هَذَا الْمُتَخَلِّفُ فِى بَيْتِهِ لَتَرَكْتُمْ سُنَّةَ نَبِيِّكُمْ وَلَوْ تَرَكْتُمْ سُنَّةَ نَبِيِّكُمْ لَضَلَلْتُمْ

"Barangsiapa yang ingin bergembira ketika berjumpa dengan Allah besok dalam keadaan muslim, maka jagalah shalat ini (yakni shalat jama'ah) ketika diseru untuk menghadirinya. Karena Allah telah mensyari'atkan bagi nabi kalian shallallahu 'alaihi wa sallam sunanul huda (petunjuk Nabi). Dan shalat jama'ah termasuk sunanul huda (petunjuk Nabi). Seandainya kalian shalat di rumah kalian, sebagaimana orang yang menganggap remeh dengan shalat di rumahnya, maka ini berarti kalian telah meninggalkan sunnah (ajaran) Nabi kalian. Seandainya kalian meninggalkan sunnah Nabi kalian, niscaya kalian akan sesat." [6]
Ibnu 'Allan Asy Syafi'i rahimahullah mengatakan, "Jika kalian melaksanakan shalat di rumah kalian yaitu melaksanakan shalat wajib sendirian atau melaksanakan shalat jama'ah namun di rumah (bukan di masjid) sehingga tidak nampaklah syi'ar Islam, sebagaimana hal ini dilakukan oleh orang yang betul-betul meremehkannya … , maka kalian berarti telah meninggalkan ajaran Nabi kalian yang memerintahkan untuk menampakkan syi'ar shalat berjama'ah. Jika kalian melakukan seperti ini, niscaya kalian akan sesat. Sesat adalah lawan dari mendapat petunjuk." [7]

Catatan: Ancaman bagi orang yang meninggalkan shalat jama'ah ini ditujukan bagi kaum pria, sedangkan wanita lebih utama shalat di rumahnya berdasarkan kesepakatan kaum muslimin (baca: ijma' kaum muslimin).

Semoga dengan risalah yang singkat ini dapat mendorong kita untuk melaksanakan shalat berjama'ah di masjid. Semoga masjid-masjid kaum muslimin dapat terisi terus dengan banyaknya jama'ah.

Pembahasan ini masih akan dilanjutkan dengan hukum shalat jama’ah. Semoga Allah memudahkan urusan ini.

Alhamdulillahilladzi bi ni'matihi tatimmush sholihaat. Wa shallallahu 'ala nabiyyina Muhammad wa 'ala alihi wa shohbihi wa sallam.

****

Panggang, Gunung Kidul, 1 Robi'ul Akhir 1430 H

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel www.muslim.or.id

Soal-80: Tidak Bercadar = Tidak Salafy?

Posted: 31 May 2010 01:00 AM PDT

Sebagian muslimah mengatakan “bahwasanya membuka cadar atau tidak bercadar berpengaruh terhadap manhaj salaf atau kurang sempurna manhajnya”, apakah hal ini benar?

Dijawab Oleh Ust Aris Munandar. SS

Jawabannya Klik Player:

Download

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Soal-79: Hukum Buang Air Dengan Menghadap Kiblat

Posted: 30 May 2010 05:13 PM PDT

Larangan membuang air dengan menghadap atau membelakangi kiblat, mutlak haramnya ataukah dirinci?

Dijawab Oleh Ust Aris Munandar. SS

Jawabannya Klik Player:

Download

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Minggu, 30 Mei 2010

Muslim.or.id: Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

Muslim.or.id: Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah


Keutamaan Tersenyum di Hadapan Seorang Muslim

Posted: 30 May 2010 05:00 AM PDT

Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

تَبَسُّمُكَ فِى وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ

Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu[1].

Hadits yang agung ini menunjukkan keutamaan tersenyum dan menampakkan muka manis di hadapan seorang muslim, yang hadits ini semakna dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits yang lain, “Janganlah sekali-kali engkau menganggap remeh suatu perbuatan baik, meskipun (perbuatan baik itu) dengan engkau menjumpai saudaramu (sesama muslim) dengan wajah yang ceria[2].

Mutiara hikmah yang dapat kita petik dari hadits ini:

- Menampakkan wajah ceria dan berseri-seri ketika bertemu dengan seorang muslim akan mendapatkan ganjaran pahala seperti pahala bersedekah[3].

- Keutamaan dalam hadits ini lebih dikuatkan dengan perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri, sebagaimana yang disebutkan oleh sahabat yang mulia, Jarir bin Abdullah al-Bajali radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah melarangku untuk menemui beliau sejak aku masuk Islam, dan beliaushallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah memandangku kecuali dalam keadaan tersenyum di hadapanku[4].

- Menampakkan wajah manis di hadapan seorang muslim akan meyebabkan hatinya merasa senang dan bahagia, dan melakukan perbuatan yang menyebabkan bahagianya hati seorang muslim adalah suatu kebaikan dan keutamaan[5].

- Imam adz-Dzahabi menyebutkan faidah penting sehubungan dengan masalah ini, ketika beliau mengomentari ucapan Muhammad bin Nu’man bin Abdussalam, yang mengatakan, “Aku tidak pernah melihat orang yang lebih tekun beribadah melebihi Yahya bin Hammad[6], dan aku mengira dia tidak pernah tertawa”. Imam adz-Dzahabi berkata, “Tertawa yang ringan dan tersenyum lebih utama, dan para ulama yang tidak pernah melakukannya ada dua macam (hukumnya):

Pertama: (bisa jadi) merupakan kebaikan bagi orang yang meninggalkannya karena adab dan takut kepada Allah, serta sedih atas (kekurangan dan dosa-dosa yang ada pada) dirinya.

Kedua: (bisa jadi) merupakan celaan (keburukan) bagi orang yang melakukannya (tidak mau tersenyum) karena kedunguan, kesombongan, atau sengaja dibuat-buat. Sebagaimana orang yang banyak tertawa akan direndahkan (diremehkan orang lain).

Dan tidak diragukan lagi, tertawa pada diri pemuda lebih ringan (dilakukan) dan lebih dimaklumi dibandingkan dengan orang yang sudah tua.

Adapun tersenyum dan menampakkan wajah ceria, maka ini lebih utama dari semua perbuatan tersebut (di atas). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu“. Dan Jarir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah memandangku kecuali dalam keadaan tersenyum“.

Inilah akhlak (mulia) dalam Islam, dan kedudukan yang paling tinggi (dalam hal ini) adalah orang yang selalu menangis (karena takut kepada Allah) di malam hari dan selalu tersenyum di siang hari. (Dalam hadits lain) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kamu tidak akan mampu berbuat baik kepada semua manusia denga hartamu, maka hendaknya kebaikanmu sampai kepada mereka dengan keceriaan (pada) wajahmu[7].

Ada hal lain (yang perlu diingatkan) di sini, (yaitu) sepatutnya bagi orang banyak tertawa dan tersenyum untuk menguranginya (agar tidak berlebihan), dan mencela dirinya (dalam hal ini), agar dia tidak dijauhi/dibenci orang lain. Demikian pula sepatutnya bagi orang yang (suka) bermuka masam dan cemberut untuk tersenyum dan memperbaiki tingkah lakunya, serta mencela dirinya karena buruknya tingkah lakunya, maka segala sesuatu yang menyimpang dari (sikap) moderat (tidak berlebihan dan tidak kurang) adalah tercela, dan jiwa manusia mesti sungguh-sungguh dipaksa dan dilatih (untuk melakukan kebaikan)”[8].

Penulis: Ustadz Abdullah Taslim, MA.

Artikel www.muslim.or.id


[1] HR at-Tirmidzi (no. 1956), Ibnu Hibban (no. 474 dan 529) dll, dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban, dan dinyatakan hasan oleh at-Tirmidzi dan syaikh al-Albani dalam “ash-Shahihah” (no. 572).

[2] HSR Muslim (no. 2626).

[3] Lihat kitab “Tuhfatul ahwadzi” (6/75-76).

[4] HSR al-Bukhari (no. 5739) dan Muslim (no. 2475).

[5] Lihat kitab “Tuhfatul ahwadzi” (5/458).

[6] Beliau adalah seorang Imam besar yang terpercaya dalam meriwayatkan hadits (wafat 215 H), biografi beliau dalam kitab “Siyaru a’laamin nubala’” (10/139) dan “Taqriibut tahdzib” (hal. 545).

[7] HR al-Hakim (1/212) dll, hadits ini sangat lemah, dalam sanadnya ada Abdullah bin Sa’id al-Maqburi, dia seorang yang sangat lemah dan ditinggalkan riwayatnya, sebagaimana ucapan adz-Dzahabi dan Ibnu Hajar dalam “Taqriibut tahdzib” (hal. 256). Lihat “adh-Dha’iifah” (no. 634).

[8] Kitab “Siyaru a’laamin nubala’” (10/140-141).

PROPOSAL PENERBITAN DAN PENYEBARAN MEDIA MAHASISWA “ULEENNUHA” GRATIS

Posted: 29 May 2010 11:18 PM PDT

PROPOSAL PENERBITAN DAN PENYEBARAN

MEDIA MAHASISWA "ULEENNUHA" GRATIS

Dalam rangka Penyambutan Mahasiswa Baru Tahun Ajaran 2010/2011

LATAR BELAKANG

Agama Islam yang diturunkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala adalah agama yang berlaku sampai hari kiamat kelak. Selain masa keberlakuan yang panjang tersebut, agama Islam juga merupakan agama yang mencakup solusi di segala bidang kehidupan umat manusia.

Agama ini telah menjadi aturan yang sempurna sejak diturunkannya ayat yang artinya, "Pada hari ini telah Ku-sempurnakan bagimu agamamu dan Ku-cukupkan atasmu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu menjadi agama bagimu." (QS. Al Maa'idah: 3). Kesempurnaan Islam pada hari itu telah mencapai puncaknya,sehingga ia merupakan pedoman yang tidak memerlukan adanya penambahan dan pengurangan.

Kesempurnaan agama yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah mampu mengubah peradaban Arab Jahiliyyah menjadi peradaban Islam yang gemilang. Kesempurnaan aslinya agama ini wajib untuk dipahami oleh setiap muslim dan wajib pula untuk disebarluaskan ke seluruh penjuru bumi, agar menjadi solusi dari problematika umat manusia dalam segala bidang kehidupan, sehingga dapat mengangkat peradaban manusia kembali. Untuk menyebarluaskan kesempurnaan dan keaslian agama ini, dibutuhkan kerja yang serius dan sungguh-sungguh serta kontinu dari berbagai unsur pendukungnya.

Zaman yang terus bergulir maju seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi yang sedemikian pesatnya merupakan realita sehari-hari yang ada di sekeliling kita. Penggalan waktu saat ini, yang secara khusus disebut sebagai "akhir zaman" telah dikabarkan penuh dengan cobaan-cobaan, ujian-ujian, dan fitnah-fitnah yang ditimpakan kepada umat manusia, tak terkecuali diri setiap muslim. Setiap lapisan dari kaum muslimin mendapat ujian, cobaan, dan fitnah tersebut, baik itu pria, wanita, orang tua, dan tak luput pula para pemuda.

Para pemuda, yang pada hakikatnya adalah penerus peradaban, sangat rentan sekali tertimpa oleh fitnah. Banyak fitnah yang bisa masuk secara mudah ke dalam diri para pemuda. Diantara fitnah tersebut adalah munculnya slogan "waktu muda adalah waktu  untuk hidup foya-foya, masa untuk bersenang-senang" di antara para pemuda. Sebagian mereka mengatakan, "Kecil dimanja, muda foya-foya, tua kaya raya, dan mati masuk surga". Inilah slogan sebagian pemuda. Jika para pemuda tersebut sadar, bagaimana mungkin waktu muda foya-foya, tanpa amalan sholeh, lalu mati bisa masuk surga. Sungguh hal ini ada hal yang mustahil. Untuk masuk surga pastilah ada sebabnya. Dan untuk masuk surga tidak mungkin hanya dengan foya-foya. Sadar akan hal tersebut.

Forum Kajian Islam Mahasiswa(FKIM) merasa tergerak untuk menyebarkan pemahaman yang benar tentang bagaiamana sikap yang benar yang harus diambil oleh para pemuda untuk menyikapi masa mudanya. FKIM merasa tergerak untuk menerbitkan sebuah media mahasiswa yang nantinya akan dibagikan secara gratis ketika penerimaan mahasiswa baru angkatan 2010/2011. Dengan diterbitkannya media ini kami berharap  bisa membuat para pemuda sadar, sehingga mereka dapat memanfaatkan waktu mudanya dengan sebaik-baiknya. Hanya pada Allah-lah tempat bersandar dan berserah diri.

SEKILAS TENTANG FKIM YOGYAKARTA

Lingkungankampusadalahlingkungandimanakaumintelektualmengasahotak, menelorkan ide danmemperjuangkanidealismemereka.Hal itulah yang mendasariterbentuknya FKIM."Forum Kajian Islam Mahasiswa".Sebuahorganisasi yang di dalamnyaberkumpulbeberapamahasiswadanjugasebagian lembagadakwahkampusatauseringdisebut SeksiKerohanian Islam (SKI) di beberapafakultas di UGM, yang bertjuanuntukmengendalikandanmengembangkanidealismetersebutsesuaisyariat Islam.Di awalberdirinya, banyak SKI selain yang ada di UGM bergabungdengan FKIM.Sebutsaja, UAD, UNY, UII, STIE, UMY.

FKIM bersifatindependen, terlepasdarisemuajeratanpartai, kelompoktertentuataupunaliranbaru di dalam Islam.FKIMadalahsebuahorganisasi yang menjembatanimahasiswauntukdapatmendapatkanluasnyasamuderailmusyar'i, ditengahkesibukanmerekamenjalankantugasnyasebagaimahasiswa. Banyakkegiatan FKIM yang telahmenjadikegiatanrutinataupundilakukanbekerjasamadengan SKI yang ada di UGM, misal: StudiDasar Islam (bekerjasamadengan SKI Teknik Kimia, SKI TeknikGeodesi, SKI D3 TeknikElektrodanTakmir Masjid IbnuSinaFakultasKedokteran UGM), Kajian Islam Aktual (bekerjasamadenganKedokteran UGM), kajianrutin (seperti yang dilaksanakanoleh SKI D3 TeknikElektro), pelatihanbahasaarab, danmasihbanyaklagi. TemukanselengkapnyatentangFKIM di situs www.fkim.org.

NAMA KEGIATAN

Kegiatan ini diberi nama Penerbitan dan Penyebaran Media Mahasiswa"Uleennuha" Gratis  dalam Rangka Penyambutan Mahasiswa Baru Tahun Ajaran 2010/2011.

BENTUK

Media ini akan dicetak sebanyak 8000 eksemplar.  Setiap eksemplar terdapat delapan halaman. Satu eksemplar terdiri dari dua lembar kertas A3 dengan layout landscape dan dilipat dibagian tengah. Adapun gambaran layoutnya sebagaimana yang terlampir.

TUJUAN

Adapun tujuan penerbitan dan penyebaranMedia Mahasiswa"Uleennuha" adalahsebagai berikut:

  1. Memahamkan dasar-dasar pembinaan pribadi seorang pemuda muslim, yaitu keyakinan yang lurus sesuai dengan Al Quran dan As Sunnah, sebagai asas pokok pembentukan jati diri muslim.
  2. Memberikan pemahaman yang benar kepada para pemuda Islam tentang bagaiamana sikap yang benar yang harus diambil oleh para pemuda untuk menyikapi masa mudanya.
  3. Menggali faidah dari ayat-ayat Al Quran dan hadits-hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

SASARAN

Media mahasiswa ini nantinya akan dibagikan kepada mahasiswa dari semua universitas yang ada di Yogyakarta, terkhusus mahasiswa baru angkatan 2010/2011.

WAKTU PEMBAGIAN

Untuk pendistribusian, media mahasiswaini akan kami bagikan ketika OrientasiPengenalanKampus (OSPEK) di masing-masing kampus.

Link Download Proposal

KAJIAN UMUM MADIUN (13 Juni 2010): “MENGHIDUPKAN SUNNAH-SUNNAH YANG DITINGGALKAN” (UST. ABDULLOH TASLIM, MA)

Posted: 29 May 2010 11:07 PM PDT

KAJIAN ISLAMI AHLUSSUNNAH WALJAMA'AH (13 Juni 2010) "MENGHIDUPKAN SUNNAH-SUNNAH YANG DITINGGALKAN" (UST. ABDULLOH TASLIM, MA)

Sunnah Nabi selayaknya diagungkan dan diamalkan bukan dilupakan dan ditinggalkan, sudah seharusnya kita meneladani semangat kaum salaf dalam menghidupkan sunnah Nabi

Temukan jawabannya dalam :

KAJIAN ISLAMI AHLUSUNNAH WALJAMA'AH

Tema               : "MENGHIDUPKAN SUNNAH-SUNNAH YANG DITINGGALKAN"

Pembicara       : UST. ABDULLOH TASLIM, MA

Hari /Tanggal :Ahad, 13 Juni 2010

Waktu              : Pukul 09.00 WIB – selesai

Tempat            : Masjid Agung Baitul Hakim

Jl. Aloon-aloon barat No.12 Madiun

Penyelenggara Yayasan An Najiyah Al Islamiyah Madiun

Jl. Koperasi No.48 Madiun

Info : Abu Islah (081335824375)

http://an-najiyahmadiun.blogspot.com

Sabtu, 29 Mei 2010

Muslim.or.id: Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

Muslim.or.id: Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah


Soal-78: Hukum Menjual Alkohol ke Apotik

Posted: 29 May 2010 01:00 AM PDT

Bagaimanakah hukum mengolah minuman keras menjadi alkohol murni? bagaimanakah hukum menjual alkohol murni ke apotik?

Dijawab Oleh Ust Aris Munandar. SS

Jawabannya Klik Player:

Download

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

DAFTAR PESERTA UJIAN MASUK SANTRI MA’HAD AL ILMI YANG LOLOS SELEKSI

Posted: 29 May 2010 12:07 AM PDT

DAFTAR PESERTA UJIAN MASUK SANTRI MA’HAD AL ILMI YANG LOLOS SELEKSI


No. Nama Nilai
1 YANANTO SULAIMANSYAH 550
2 ARIF RAHMAN HABIB 535
3 FERDIANSYAH A. 510
4 RAHADIAN FAISAL 490
5 BURHAN SHIDQI 485
6 PARSONO 480
7 RAHADIAN SAHID R. 470
8 RAKSAKA INDRA A. 470
9 ARIF WARDOYO 460
10 MUHAMMAD REZKI HR. 435
11 RAHMAT ARIZA PUTRA 425
12 HASTO KURNIAWAN 390
13 MUHAMMAD FIRDAUS 390
14 ABDIYAT SAKRIE 385
15 MUHAMMAD NASHIRUDDIN HASAN 385
16 WIWIT HARDI PRIYANTO 380
17 NOVRA ARYA SANDI 380
18 RACHMAT P.F. 375
19 NURFITRI HADI 365
20 MUHAMMAD SUGIHARTO 355

Para santri baru diwajibkan menghadiri briefing yang akan dilaksanakan pada:

Hari, Tanggal      :  Sabtu 5 Juni 2010

Tempat                  : Masjid Al Kautsar

Waktu                     : pkl 16.00 WIB – selesai

Acara                     : Briefing dan registrasi santri baru

Santri diwajibkan pula mengumpulkan fotokopi KTP sebanyak dua lembar pada waktu briefing.

Kajian Umum Bukittinggi (30 Mei 2010): Ustadz Maududi Abdullah, Lc

Posted: 29 May 2010 12:04 AM PDT

Kajian Islam bertema

“Kewajiban Menuntut Ilmu”

Bersama Ustadz Maududi Abdullah, Lc (Da’i dari Pekanbaru).

Bertempat di Masjid Korem “al-Hanif” samping lapangan kantin Bukittinggi.

Berlangsung pada hari Ahad, 30 Mei 2010 pukul 08.30 s/d ba’da Dzuhur.

Apabila mungkin butuh informasi lanjut, ada hp.081535412825

Soal-77: Hukum Menahan Hadats Ketika Shalat

Posted: 28 May 2010 07:00 PM PDT

Batalkah orang yang menahan hadats?

Dijawab Oleh Ust Aris Munandar. SS

Jawabannya Klik Player:

Download

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Jumat, 28 Mei 2010

Muslim.or.id: Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

Muslim.or.id: Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah


Soal-76: Syarat Seseorang Dikatakan Musyrik

Posted: 28 May 2010 01:00 AM PDT

Apakah orang yang telah melakukan kesyirikan, tetapi tidak tahu bahwasanya itu kesyrikan, apakah tetap dikatakan musyrik? sedangkan belum sampai dakwah kepadanya?

Dijawab Oleh Ust Aris Munandar. SS

Jawabannya Klik Player:

Download

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Terperdaya Oleh Nikmat

Posted: 28 May 2010 12:00 AM PDT

Merupakan kenyataan yang tidak bisa dipungkiri, banyak orang yang terlena dengan kenikmatan dunia. Di antara kenikmatan yang membuat banyak orang lupa akan jati diri dan tujuan hidupnya adalah nikmat kesehatan dan waktu luang. Terutama nikmat waktu, yang begitu banyak orang lalai memanfaatkannya dengan baik. Sehingga banyak sekali waktu mereka yang terbuang percuma bahkan menjerumuskan mereka ke dalam jurang bahaya.

Duduk di depan televisi seharian pun tak terasa, terhenyak sekian lama di hadapan berita-berita terbaru yang disajikan media massa sudah biasa, dan berjubel-jubel memadati stadion selama berjam-jam untuk menyaksikan pertandingan sepak bola atau konser grup band idola pun rela. Aduhai, alangkah meruginya kita tatkala waktu kehidupan yang detik demi detik terus berjalan menuju gerbang kematian ini kita lalui dengan menimbun dosa dan menyibukkan diri dengan perbuatan yang sia-sia.

Saudaraku, ingatlah sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, "Ada dua buah nikmat yang kebanyakan orang terperdaya karenanya; yaitu kesehatan dan waktu luang." (HR. Bukhari [6412] dari Ibnu Abbas radhiyallahu'anhuma, lihat Fath al-Bari [11/258])

Saudaraku, sesungguhnya dunia ini merupakan ladang akherat. Di dalam dunia ini terdapat sebuah perdagangan yang keuntungannya akan tampak jelas di akherat kelak. Orang yang memanfaatkan waktu luang dan kesehatan tubuhnya dalam rangka menjalankan ketaatan kepada Allah maka dialah orang yang beruntung. Adapun orang yang menyalahgunakan nikmat itu untuk bermaksiat kepada Allah maka dialah orang yang tertipu (lihat Fath al-Bari [11/259])

Allah ta'ala berfirman (yang artinya), "Demi masa. Sesungguhnya semua orang benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, beramal salih, saling menasehati dalam menetapi kebenaran dan saling menasehati dalam menetapi kesabaran." (QS. al-'Ashr: 1-3)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Jadilah engkau di dunia seperti layaknya orang yang asing atau orang yang sedang melakukan perjalanan jauh." (HR. Bukhari [6416] dari Ibnu Umar radhiyallahu'anhuma, lihat Fath al-Bari [11/263])

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Manfaatkanlah lima perkara sebelum datang yang lima: [1] Masa mudamu sebelum masa tuamu, [2] masa sehatmu sebelum sakitmu, [3] masa kayamu sebelum miskinmu, [4] waktu luangmu sebelum sibukmu, dan [5] hidupmu sebelum matimu." (HR. al-Hakim dari Ibnu Abbas radhiyallahu'anhuma, lihat Fath al-Bari [11/264], hadits ini disahihkan al-Hakim dan disepakati oleh adz-Dzahabi, lihat Jami' al-'Ulum wa al-Hikam, hal. 486)

Allah ta'ala berfirman (yang artinya), "Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah sekedar kesenangan sementara, dan sesungguhnya akherat itulah negeri tempat tinggal yang sebenarnya." (QS. Ghafir: 39)

Ada seorang yang bertanya kepada Muhammad bin Wasi', "Bagaimana keadaanmu pagi ini?". Maka beliau menjawab, "Bagaimanakah menurutmu mengenai seorang yang melampaui tahapan perjalanan setiap harinya menuju alam akherat?". al-Hasan berkata, "Sesungguhnya dirimu adalah kumpulan perjalanan hari. Setiap kali hari berlalu, maka lenyaplah sebagian dari dirimu." (lihat Jami' al-'Ulum wa al-Hikam, hal. 482)

Sebagian orang bijak berkata, "Bagaimana bisa merasakan kegembiraan dengan dunia, orang yang perjalanan harinya menghancurkan bulannya, dan perjalanan bulan demi bulan menghancurkan tahun yang dilaluinya, serta perjalanan tahun demi tahun yang menghancurkan seluruh umurnya. Bagaimana bisa merasa gembira, orang yang umurnya menuntun dirinya menuju ajal, dan masa hidupnya menggiring dirinya menuju kematian." (lihat Jami' al-'Ulum wa al-Hikam, hal. 483)

Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi

Artikel www.muslim.or.id

Soal-75: Mengaitkan Kejadian Dengan Al-qur’an

Posted: 27 May 2010 07:00 PM PDT

Ada orang yang mengatakan Allah telah menggambarkan kejadiaan gedung WTC beberapa tahun silang dengan ayat Attaubah 110, mereka berkata isinya berkecocokan dengan bangunan yang roboh, serta tanggalnya bercocokan, yakni tanggal 9/11 sama dengan ayat ini yang berada pada surat ke 9 dan juz 11, apakah hal ini benar?

Dijawab Oleh Ust Aris Munandar. SS

Jawabannya Klik Player:

Download

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Dauroh Malang (3-8 Juli 2010): Dauroh Tauhid

Posted: 27 May 2010 06:50 PM PDT

DAUROH TAUHID 2

Insyaallah

  • Waktu dan Tempat         :

Tanggal 03 – 08 Juli 2010. Masjid Muhajirin Malang, jalan bendungan sigura – gura (dekat kampus ITN).

  • Tema dan Pemateri         :

1)    Menuntut Ilmu Jalan Ke Surga (Sabtu, 03 Juli 2010).

a)     Ustadz Yasir, MA.

b)    Ustadz Syafiq Basalamah, MA.

2)    Jalan Hidup Golongan Yang Selamat (Ahad, 04 Juli 2010).

a)     Ustadz DR. Muh. Nur Ihsan.

3)    Problematika Umat & Tazkiyatun Nafs (Senin, 05 Juli 2010).

a)     Ustadz Ir. Andri Kurniawan M. Ag.

b)    Ustadz Muh. Wujud.

4)    Selamatkan Umat Dari Paham Liberal (Selasa, 06 Juli 2010).

a)     Ustadz DR. Arifin Badri.

5)    Aqidah Imam Asy Syafi'i (Rabu, 07 Juli 2010).

a)    Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As Sidawi .

6)    Fitnah Akhir Zaman & Menyembuhkan Segala Penyakit Dengan Ruqyah (Kamis, 08 Juli 2010).

a)     Ustadz DR. Ali Musri.

b)     Ustadz Agus Hasan Bashori, Lc, M.Ag

Forum Studi Islam : "Dauroh Tauhid II"

Masjid Muhajirin

Jl. Bendungan sigura-gura No. 10 Malang – 65145 Telp. 081333382121

Kamis, 27 Mei 2010

Muslim.or.id: Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

Muslim.or.id: Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah


Soal-74: Hadist Muadz Bukan Dalil Tauhid?

Posted: 27 May 2010 01:00 AM PDT

Apakah tepat berdalil dengan hadits Muadz bin Jabal saat diutus ke Yaman sebagai dalil bagi kita untuk mendahulukan Tauhid dalam dakwah? Muadz saat itu menghadapi ahlul kitab, sedangkan kita berdakwah dikalangan kaum muslimin

Dijawab Oleh Ust Aris Munandar. SS

Jawabannya Klik Player:

Download

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Soal-73: Mengenai Anak Jalanan

Posted: 26 May 2010 07:00 PM PDT

Diperempatan jalan, sering sekali ada anak jalanan yang minta belas kasihan, minta uang, bagaimana sikap kita? memberi ataukah tidak? kita curiga anak jalanan ini dimanfaatkan oleh preman, bagaimana solusi mengatasi anak jalanan?

Dijawab Oleh Ust Aris Munandar. SS

Jawabannya Klik Player:

Download

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Ayat-Ayat Tentang Tafsiran Kalimat “Laa Ilaha Illallah”

Posted: 26 May 2010 06:00 PM PDT

Sekilas Tentang Makna Laa ilaaha ilallah

Makna Laa ilaaha ilallah [ لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ ] yang benar adalah tidak ada sesembahan  yang benar dan berhak disembah kecuali Allah semata. Pada kalimat Laa ilaaha ilallah terdapat empat kata yaitu:

  1. Kata Laa ( لآُ ) berarti menafikan, yakni meniadakan semua jenis sesembahan yang benar kecuali Allah.
  2. Kata ilah ( إِلَهَ  ) berarti sesuatu yang disembah
  3. Kata illa ( َ إِلاَّ )   berarti pengecualian
  4. Kata Allah (الله ) berarti ilah/sesembahan yang benar.

Dengan demikian makna [ لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ ] adalah menafikan segala sesembahan selain Allah dan hanya menetapkan Allah saja sebagai sesembahan yang benar .[1]

Dalil tentang masalah ini adalah firman Allah Ta'ala :

ذَلِكَ بِأَنَّ اللهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَايَدْعُونَ مِن دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ {62}

"Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar." (QS. Al Hajj:62)

Demikianlah makna  Laa ilaaha ilallah yang benar. Pada bahasan selanjutnya akan kami nukilkan sebagian ayat-ayat yang menjelaskan tentang tafsiran makna Laa ilaaha ilallah beserta penjelasan para ulama.

Ayat Pertama

Firman Allah Ta'ala,

أُوْلَئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا {57}

"Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti." (QS. Al Israa':57)

Dalam ayat di atas, Allah mengkhabarkan bahwa sesembahan selain Allah yang diseru oleh kaum musyrikin baik berupa para malaikat, nabi, dan orang-orang sholih, mereka sendiri bersegera mencari kedekatan kepada Allah dan mengharap rahmat Allah serta takut terhadap adzab-Nya. Jika demikian kondisi sesembahan mereka yang juga merupakan makhluk, maka bagaimana bisa mereka dijadikan sesembahan selain Allah? Bahkan mereka juga mengkhawatirkan diri mereka sendiri dengan menyembah Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya dengan beribadah. Hal ini menunjukkan bahwa makna tauhid syahadat Laa ilaaha ilallah yaitu dengan meninggalkan perbuatan kaum musyrikin berupa menyembah orang-orang sholih dan meminta syafaat kepada mereka untuk menghilangkan kemudharatan karena hal itu termasuk syirik akbar. [2]

Ringkasnya, di antara makna Laa ilaaha ilallah adalah dengan meninggalkan perbuatan menyembah orang-orang shalih seperti yang dilakukan oleh kaum musyrikin.

Ayat Kedua

Firman Allah Ta'ala,

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لأَبِيهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِى بَرَآءٌ مِّمَّأ تَعْبُدُونَ {26} إِلاَّ الَّذِي فَطَرَنِي فَإِنَّهُ سَيَهدِينِ {27}

"Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab (berlepas diri) terhadap apa yang kamu sembah (26). tetapi (aku menyembah) Tuhan Yang menciptakanku; karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku“."(QS. Az Zukhruf:26-27)

Dalam ayat di atas terdapat perpaduan antara penafian dan penetapan. Penafiannya adalah firman Allah [ بَرَآءٌ مِّمَّأ تَعْبُدُونَ  ] (berlepas diri dari yang kalian sembah), sedangkan penetapannya adalah   [ إِلاَّ الَّذِي فَطَرَنِي  ] (tetapi (aku menyembah) Tuhan Yang menciptakanku). Hal ini menunjukkan bahwa tauhid tidak akan sempurna kecuali dengan mengingkari sesembahan selain Allah dan beriman kepada Allah semata. Dalam ayat lain Allah Ta'ala berfirman,

ِ فَمَن يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لاَ انْفِصَامَ لَهَا وَاللهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ {256}

"Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (QS. Al Baqarah:256)

Ibrahim 'alaihis sallam mengatakan [ إِلاَّ الَّذِي فَطَرَنِي ] dan tidak mengatakan[ إِلاَّ اللهُ ].  Ada dua faedah dalam perkataan ini :

  1. Menunjukkan tentang alasan pengesaan Allah dalam ibadah.  Sebagaimanan Allah diesakan dalam penciptaan, maka Dia juga harus diesakan dalam ibadah.
  2. Menunjukkan tentang kebatilan penyembahan terhadap para berhala. Berhala-berhala tersebut  tidak dapat menciptakan kalian, mengapa kalian masih menyembahnya? Di sini juga terkandung alasan tentang tauhid yang memadukan antara penafian dan penetapan.

Kesimpulan dari ayat di atas bahwa tauhid tidak akan terwujud jika ada penyembahan kepada Allah yang disertai penyembahan kepada selain-Nya. Perwujudan tauhid hanya dengan pemurnian ibadah bagi Allah semata. Manusia dalam hal ini dapat dibagi menjadi tiga golongan :

  1. Golongan yang menyembah Allah semata.
  2. Golongan yang menyembah selain Allah semata.
  3. Golongan yang menyembah Allah serta menyembah selain-Nya

Hanya golongan pertamalah yang disebut muwahhid (orang yang bertauhid).[3]

Ayat Ketiga

Firman Allah Ta'ala,

اِتَّخَذُوْا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُوْنِ اللهِ وَالْمَسِيْحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَآأُمِرُوْا إِلاَّ لِيَعْبُدُوْا إِلَهًا وَاحِدًا لآإِلَهَ إِلاَّ هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ {31}

"Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan." (QS. At Taubah:31)

Allah Ta'ala menceritakan  tentang kaum Yahudi dan Nasrani bahwasanya mereka meminta nasehat kepada ulama dan rahib mereka dan mereka mentaatainya dalam penghalalan sesuatu yang Allah haramkan dan pengharaman sesuatu yang Allah halalkan. Mereka mendudukkan ulama mereka sebagai Rabb yang memiliki kekhususan untuk menghalalkan dan mengharamkan sesuatu. Hal ini sebagaimana dilaukan kaum Nasrani yang menyembah Isa dan menganggapnya sebagai anak Allah. Mereka mencampakkan kitabullah yang memerintahkan mereka untuk mentaati dan mengibadahi Allah semata. Kesimpulan dari ayat ini menunjukkan bahwa makna tauhid dan syahadat Laa ilaaha ilallah yakni dengan mengesakan Allah dalam mentaati apa yang Allah haramkan dan apa yang Allah halalkan. Barangsiapa yang menjadikan seseorang selain Allah dalam mengharamkan apa yang dihalalkan-Nya dan menghalalkan apa yang diharamkan-Nya maka dia termasuk orang musyrik.[4]

Ayat Keempat

Firman Allah Ta'ala,

وَمِنَ النَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ اللهِ أَندَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللهِ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا أَشَدُّ حُبًّا للهِ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ للهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ {165}

"Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)."(QS. Al Baqarah:165)

Dalam ayat yang mulia ini Allah menceritakan kepada kita tentang sebgain manusia yang menyembah berhala. Mereka mencintai berhala itu sebagiamana mereka mencintai Allah. Kemudian Allah menerangkan bahwa kaum mukminin lebih mencintai Allah daripada kaum musyrikin. Hal ini karena kaum mukminin mencintai Allah secara murni, sementara kaum musyrikin cinta mereka terbagi kepada Allah dan kepada berhala. Barangsiapa yang mencintai Allah secara murni, tentu saja cintanya kepada Allah lebih kuat daripada orang-orang yang menyekutukan cintanya kepada Allah.

Lalu Allah mengancam kaum musyrikin dan menjelaskan kepada mereka bahwa pada hari kiamat nanti tatkala mereka melihat azab Allah siap menerkam, mereka akan berangan-angan sekiranya dahulu mereka tidak menyekutukan cinta dan ibadah mereka kepada Allah. Mereka kelak di akhirat akan mengetahui dengan seyakin-yakinnya bahwa kekuatan itu hanyalah milik Allah semata. Dan Allah Maha Keras siksanya.

Ayat di atas menjelaskan bahwa makna tauhid dan syahadat Laa ilaaha ilallah adalah mengesakan Allah dalam kecintaan yang mengharuskan seseorang mengikhlaskan seluruh ibadahnya kepada Allah semata. [6].

Demikianlah di antara ayat-ayat tentang tafsir Laa ilaaha ilallah beserta penejelasan para ulama. Semoga semakin memperkokoh pondasi tauhid kita kepada Allah 'Azza wa Jalla. Wallahul musta'an.

Penulis: Abu 'Athifah Adika Mianoki

Artikel www.muslim.or.id

Catatan kaki :

[1]. Lihat pembahasan selengkapnya dalam At Tamhiid li Syarhi Kitaabi at Tauhiid hal 72-78, Syaikh Shalih Alu Syaikh, cet. Daarut Tauhid

[2]. Al Mulakhos fii Syarhi Kitaabi at Tauhiid hal 62, Syaikh Sholih al Fauzan, cet. Daarul 'Aashomah

[3]. Diringkas dari Al Qoulul Mufiid 'alaa Kitabi at Tauhiid I/ 96-97, Syaikh 'Utsaimin, cet. Daarul 'Aqidah)

[4]. Al Mulakhos fii Syarhi Kitaabi at Tauhiid hal 64-65, Syaikh Sholih al Fauzan, cet. Daarul 'Aashomah).

[5]. Al Jadiid fii Syarhi Kitaabi at Tauhiid hal 76-77, Syaikh Muhammad al Qor'awi, cet. Maktabah as Sawadi li taudzii'