Minggu, 30 Mei 2010

Muslim.or.id: Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

Muslim.or.id: Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah


Keutamaan Tersenyum di Hadapan Seorang Muslim

Posted: 30 May 2010 05:00 AM PDT

Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

تَبَسُّمُكَ فِى وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ

Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu[1].

Hadits yang agung ini menunjukkan keutamaan tersenyum dan menampakkan muka manis di hadapan seorang muslim, yang hadits ini semakna dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits yang lain, “Janganlah sekali-kali engkau menganggap remeh suatu perbuatan baik, meskipun (perbuatan baik itu) dengan engkau menjumpai saudaramu (sesama muslim) dengan wajah yang ceria[2].

Mutiara hikmah yang dapat kita petik dari hadits ini:

- Menampakkan wajah ceria dan berseri-seri ketika bertemu dengan seorang muslim akan mendapatkan ganjaran pahala seperti pahala bersedekah[3].

- Keutamaan dalam hadits ini lebih dikuatkan dengan perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri, sebagaimana yang disebutkan oleh sahabat yang mulia, Jarir bin Abdullah al-Bajali radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah melarangku untuk menemui beliau sejak aku masuk Islam, dan beliaushallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah memandangku kecuali dalam keadaan tersenyum di hadapanku[4].

- Menampakkan wajah manis di hadapan seorang muslim akan meyebabkan hatinya merasa senang dan bahagia, dan melakukan perbuatan yang menyebabkan bahagianya hati seorang muslim adalah suatu kebaikan dan keutamaan[5].

- Imam adz-Dzahabi menyebutkan faidah penting sehubungan dengan masalah ini, ketika beliau mengomentari ucapan Muhammad bin Nu’man bin Abdussalam, yang mengatakan, “Aku tidak pernah melihat orang yang lebih tekun beribadah melebihi Yahya bin Hammad[6], dan aku mengira dia tidak pernah tertawa”. Imam adz-Dzahabi berkata, “Tertawa yang ringan dan tersenyum lebih utama, dan para ulama yang tidak pernah melakukannya ada dua macam (hukumnya):

Pertama: (bisa jadi) merupakan kebaikan bagi orang yang meninggalkannya karena adab dan takut kepada Allah, serta sedih atas (kekurangan dan dosa-dosa yang ada pada) dirinya.

Kedua: (bisa jadi) merupakan celaan (keburukan) bagi orang yang melakukannya (tidak mau tersenyum) karena kedunguan, kesombongan, atau sengaja dibuat-buat. Sebagaimana orang yang banyak tertawa akan direndahkan (diremehkan orang lain).

Dan tidak diragukan lagi, tertawa pada diri pemuda lebih ringan (dilakukan) dan lebih dimaklumi dibandingkan dengan orang yang sudah tua.

Adapun tersenyum dan menampakkan wajah ceria, maka ini lebih utama dari semua perbuatan tersebut (di atas). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu“. Dan Jarir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah memandangku kecuali dalam keadaan tersenyum“.

Inilah akhlak (mulia) dalam Islam, dan kedudukan yang paling tinggi (dalam hal ini) adalah orang yang selalu menangis (karena takut kepada Allah) di malam hari dan selalu tersenyum di siang hari. (Dalam hadits lain) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kamu tidak akan mampu berbuat baik kepada semua manusia denga hartamu, maka hendaknya kebaikanmu sampai kepada mereka dengan keceriaan (pada) wajahmu[7].

Ada hal lain (yang perlu diingatkan) di sini, (yaitu) sepatutnya bagi orang banyak tertawa dan tersenyum untuk menguranginya (agar tidak berlebihan), dan mencela dirinya (dalam hal ini), agar dia tidak dijauhi/dibenci orang lain. Demikian pula sepatutnya bagi orang yang (suka) bermuka masam dan cemberut untuk tersenyum dan memperbaiki tingkah lakunya, serta mencela dirinya karena buruknya tingkah lakunya, maka segala sesuatu yang menyimpang dari (sikap) moderat (tidak berlebihan dan tidak kurang) adalah tercela, dan jiwa manusia mesti sungguh-sungguh dipaksa dan dilatih (untuk melakukan kebaikan)”[8].

Penulis: Ustadz Abdullah Taslim, MA.

Artikel www.muslim.or.id


[1] HR at-Tirmidzi (no. 1956), Ibnu Hibban (no. 474 dan 529) dll, dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban, dan dinyatakan hasan oleh at-Tirmidzi dan syaikh al-Albani dalam “ash-Shahihah” (no. 572).

[2] HSR Muslim (no. 2626).

[3] Lihat kitab “Tuhfatul ahwadzi” (6/75-76).

[4] HSR al-Bukhari (no. 5739) dan Muslim (no. 2475).

[5] Lihat kitab “Tuhfatul ahwadzi” (5/458).

[6] Beliau adalah seorang Imam besar yang terpercaya dalam meriwayatkan hadits (wafat 215 H), biografi beliau dalam kitab “Siyaru a’laamin nubala’” (10/139) dan “Taqriibut tahdzib” (hal. 545).

[7] HR al-Hakim (1/212) dll, hadits ini sangat lemah, dalam sanadnya ada Abdullah bin Sa’id al-Maqburi, dia seorang yang sangat lemah dan ditinggalkan riwayatnya, sebagaimana ucapan adz-Dzahabi dan Ibnu Hajar dalam “Taqriibut tahdzib” (hal. 256). Lihat “adh-Dha’iifah” (no. 634).

[8] Kitab “Siyaru a’laamin nubala’” (10/140-141).

PROPOSAL PENERBITAN DAN PENYEBARAN MEDIA MAHASISWA “ULEENNUHA” GRATIS

Posted: 29 May 2010 11:18 PM PDT

PROPOSAL PENERBITAN DAN PENYEBARAN

MEDIA MAHASISWA "ULEENNUHA" GRATIS

Dalam rangka Penyambutan Mahasiswa Baru Tahun Ajaran 2010/2011

LATAR BELAKANG

Agama Islam yang diturunkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala adalah agama yang berlaku sampai hari kiamat kelak. Selain masa keberlakuan yang panjang tersebut, agama Islam juga merupakan agama yang mencakup solusi di segala bidang kehidupan umat manusia.

Agama ini telah menjadi aturan yang sempurna sejak diturunkannya ayat yang artinya, "Pada hari ini telah Ku-sempurnakan bagimu agamamu dan Ku-cukupkan atasmu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu menjadi agama bagimu." (QS. Al Maa'idah: 3). Kesempurnaan Islam pada hari itu telah mencapai puncaknya,sehingga ia merupakan pedoman yang tidak memerlukan adanya penambahan dan pengurangan.

Kesempurnaan agama yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah mampu mengubah peradaban Arab Jahiliyyah menjadi peradaban Islam yang gemilang. Kesempurnaan aslinya agama ini wajib untuk dipahami oleh setiap muslim dan wajib pula untuk disebarluaskan ke seluruh penjuru bumi, agar menjadi solusi dari problematika umat manusia dalam segala bidang kehidupan, sehingga dapat mengangkat peradaban manusia kembali. Untuk menyebarluaskan kesempurnaan dan keaslian agama ini, dibutuhkan kerja yang serius dan sungguh-sungguh serta kontinu dari berbagai unsur pendukungnya.

Zaman yang terus bergulir maju seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi yang sedemikian pesatnya merupakan realita sehari-hari yang ada di sekeliling kita. Penggalan waktu saat ini, yang secara khusus disebut sebagai "akhir zaman" telah dikabarkan penuh dengan cobaan-cobaan, ujian-ujian, dan fitnah-fitnah yang ditimpakan kepada umat manusia, tak terkecuali diri setiap muslim. Setiap lapisan dari kaum muslimin mendapat ujian, cobaan, dan fitnah tersebut, baik itu pria, wanita, orang tua, dan tak luput pula para pemuda.

Para pemuda, yang pada hakikatnya adalah penerus peradaban, sangat rentan sekali tertimpa oleh fitnah. Banyak fitnah yang bisa masuk secara mudah ke dalam diri para pemuda. Diantara fitnah tersebut adalah munculnya slogan "waktu muda adalah waktu  untuk hidup foya-foya, masa untuk bersenang-senang" di antara para pemuda. Sebagian mereka mengatakan, "Kecil dimanja, muda foya-foya, tua kaya raya, dan mati masuk surga". Inilah slogan sebagian pemuda. Jika para pemuda tersebut sadar, bagaimana mungkin waktu muda foya-foya, tanpa amalan sholeh, lalu mati bisa masuk surga. Sungguh hal ini ada hal yang mustahil. Untuk masuk surga pastilah ada sebabnya. Dan untuk masuk surga tidak mungkin hanya dengan foya-foya. Sadar akan hal tersebut.

Forum Kajian Islam Mahasiswa(FKIM) merasa tergerak untuk menyebarkan pemahaman yang benar tentang bagaiamana sikap yang benar yang harus diambil oleh para pemuda untuk menyikapi masa mudanya. FKIM merasa tergerak untuk menerbitkan sebuah media mahasiswa yang nantinya akan dibagikan secara gratis ketika penerimaan mahasiswa baru angkatan 2010/2011. Dengan diterbitkannya media ini kami berharap  bisa membuat para pemuda sadar, sehingga mereka dapat memanfaatkan waktu mudanya dengan sebaik-baiknya. Hanya pada Allah-lah tempat bersandar dan berserah diri.

SEKILAS TENTANG FKIM YOGYAKARTA

Lingkungankampusadalahlingkungandimanakaumintelektualmengasahotak, menelorkan ide danmemperjuangkanidealismemereka.Hal itulah yang mendasariterbentuknya FKIM."Forum Kajian Islam Mahasiswa".Sebuahorganisasi yang di dalamnyaberkumpulbeberapamahasiswadanjugasebagian lembagadakwahkampusatauseringdisebut SeksiKerohanian Islam (SKI) di beberapafakultas di UGM, yang bertjuanuntukmengendalikandanmengembangkanidealismetersebutsesuaisyariat Islam.Di awalberdirinya, banyak SKI selain yang ada di UGM bergabungdengan FKIM.Sebutsaja, UAD, UNY, UII, STIE, UMY.

FKIM bersifatindependen, terlepasdarisemuajeratanpartai, kelompoktertentuataupunaliranbaru di dalam Islam.FKIMadalahsebuahorganisasi yang menjembatanimahasiswauntukdapatmendapatkanluasnyasamuderailmusyar'i, ditengahkesibukanmerekamenjalankantugasnyasebagaimahasiswa. Banyakkegiatan FKIM yang telahmenjadikegiatanrutinataupundilakukanbekerjasamadengan SKI yang ada di UGM, misal: StudiDasar Islam (bekerjasamadengan SKI Teknik Kimia, SKI TeknikGeodesi, SKI D3 TeknikElektrodanTakmir Masjid IbnuSinaFakultasKedokteran UGM), Kajian Islam Aktual (bekerjasamadenganKedokteran UGM), kajianrutin (seperti yang dilaksanakanoleh SKI D3 TeknikElektro), pelatihanbahasaarab, danmasihbanyaklagi. TemukanselengkapnyatentangFKIM di situs www.fkim.org.

NAMA KEGIATAN

Kegiatan ini diberi nama Penerbitan dan Penyebaran Media Mahasiswa"Uleennuha" Gratis  dalam Rangka Penyambutan Mahasiswa Baru Tahun Ajaran 2010/2011.

BENTUK

Media ini akan dicetak sebanyak 8000 eksemplar.  Setiap eksemplar terdapat delapan halaman. Satu eksemplar terdiri dari dua lembar kertas A3 dengan layout landscape dan dilipat dibagian tengah. Adapun gambaran layoutnya sebagaimana yang terlampir.

TUJUAN

Adapun tujuan penerbitan dan penyebaranMedia Mahasiswa"Uleennuha" adalahsebagai berikut:

  1. Memahamkan dasar-dasar pembinaan pribadi seorang pemuda muslim, yaitu keyakinan yang lurus sesuai dengan Al Quran dan As Sunnah, sebagai asas pokok pembentukan jati diri muslim.
  2. Memberikan pemahaman yang benar kepada para pemuda Islam tentang bagaiamana sikap yang benar yang harus diambil oleh para pemuda untuk menyikapi masa mudanya.
  3. Menggali faidah dari ayat-ayat Al Quran dan hadits-hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

SASARAN

Media mahasiswa ini nantinya akan dibagikan kepada mahasiswa dari semua universitas yang ada di Yogyakarta, terkhusus mahasiswa baru angkatan 2010/2011.

WAKTU PEMBAGIAN

Untuk pendistribusian, media mahasiswaini akan kami bagikan ketika OrientasiPengenalanKampus (OSPEK) di masing-masing kampus.

Link Download Proposal

KAJIAN UMUM MADIUN (13 Juni 2010): “MENGHIDUPKAN SUNNAH-SUNNAH YANG DITINGGALKAN” (UST. ABDULLOH TASLIM, MA)

Posted: 29 May 2010 11:07 PM PDT

KAJIAN ISLAMI AHLUSSUNNAH WALJAMA'AH (13 Juni 2010) "MENGHIDUPKAN SUNNAH-SUNNAH YANG DITINGGALKAN" (UST. ABDULLOH TASLIM, MA)

Sunnah Nabi selayaknya diagungkan dan diamalkan bukan dilupakan dan ditinggalkan, sudah seharusnya kita meneladani semangat kaum salaf dalam menghidupkan sunnah Nabi

Temukan jawabannya dalam :

KAJIAN ISLAMI AHLUSUNNAH WALJAMA'AH

Tema               : "MENGHIDUPKAN SUNNAH-SUNNAH YANG DITINGGALKAN"

Pembicara       : UST. ABDULLOH TASLIM, MA

Hari /Tanggal :Ahad, 13 Juni 2010

Waktu              : Pukul 09.00 WIB – selesai

Tempat            : Masjid Agung Baitul Hakim

Jl. Aloon-aloon barat No.12 Madiun

Penyelenggara Yayasan An Najiyah Al Islamiyah Madiun

Jl. Koperasi No.48 Madiun

Info : Abu Islah (081335824375)

http://an-najiyahmadiun.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar