Muslim.or.id: Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah |
Posted: 19 Apr 2011 12:00 AM PDT بسم الله الرحمن الرحيم Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang [1] "Celakalah kedua tangan Abu Lahab, dan binasalah ia." Abu Lahab adalah salah satu paman nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sangat memusuhi nabi dan suka menyakiti beliau. Oleh sebab itulah Allah mencelanya dengan celaan yang sangat keras yang akan berbuah kehinaan baginya hingga hari kiamat tiba (lihat Taisir al-Karim ar-Rahman [2/1307]). [2] "Tidak bisa mencukupinya harta maupun apa yang diusahakan olehnya." Artinya tidak akan bisa menolak azab Allah harta atau apa yang diusahakan olehnya (lihat Taisir al-Karim ar-Rahman [2/1307]). [3] "Kelak dia akan masuk ke dalam neraka yang menyala-nyala." Artinya kelak dia akan dikepung oleh jilatan api neraka dari segala sisi (lihat Taisir al-Karim ar-Rahman [2/1307]). [4] "Demikian juga istrinya sang membawa kayu bakar." Istri Abu Lahab juga sangat memusuhi dan suka menyakiti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bersama dengan suaminya, dia bahu-membahu melakukan perbuatan dosa dan pelanggaran. Dia berusaha sekuat tenaga untuk menyakiti Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh sebab itu dia ‘berhasil’ menumpuk-numpuk dosa di atas punggungnya laksana orang yang memanggul kayu bakar (lihat Taisir al-Karim ar-Rahman [2/1308]). Ahli tafsir yang lain yaitu Mujahid menafsirkan bahwa ungkapan ’sang pembawa kayu bakar’ merupakan kiasan yang bermakna orang yang suka mengadu-domba. Dahulu, Ummu Jamil -istri Abu Lahab- suka menebar fitnah demi mengadu-domba antara nabi dan para sahabatnya dengan kaum musyrikin. Karena perbuatannya itulah yang menyebabkan dia dijuluki sebagai sang pembawa kayu bakar (lihat Umdat al-Qari’ [20/12]) [5] "Yang di lehenya ada tali (kalung) dari sabut." Seperti layaknya orang yang memanggul kayu bakar di atas punggungnya yang mengikatkan tali di lehernya. Bisa juga dimaknakan, bahwa kelak di neraka dia lah yang akan membawa kayu bakar untuk membakar suaminya seraya mengalungi tali dari bahan sabut di lehernya (lihat Taisir al-Karim ar-Rahman [2/1308]). Pelajaran yang bisa dipetik dari surat ini, antara lain: Oleh sebab itu, siapa pun yang menentang Allah dan rasul-Nya -meskipun sanak saudaranya sendiri- akan dia musuhi dan dia lebih memilih sikap untuk berlepas diri. Allah ta’ala telah memberikan teladan dalam ayat-Nya (yang artinya), "Sungguh telah ada pada diri Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya sebuah teladan yang bagus. Yaitu ketika mereka berkata kepada kaumnya; Sesungguhnya kami berlepas diri dari kalian dan dari segala yang kalian sembah selain Allah. Kami mengingkari perbuatan kalian, dan telah tampak jelas antara kami dengan kalian permusuhan dan kebencian, sampai kalian beriman kepada Allah semata." (QS. al-Mumtahanah: 4). Allah ta’ala juga berfirman (yang artinya), "Tidak akan kamu temukan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir, akan berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan rasul-Nya, walaupun mereka itu adalah bapak-bapak mereka, atau anak-anak mereka, atau saudara-saudara mereka, atau sanak kerabat mereka…" (QS. al-Mujadalah: 22) Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi |
Soal-172: Penggunaan Kata Kami Dalam Al-qur’an Posted: 18 Apr 2011 11:14 PM PDT Dalam al-qur’an banyak digunakan kata kami yang menunjukkan kata jamak, padahal Allah adalah tunggal? Dijawab Oleh Ust Aris Munandar Jawabannya Klik Player: This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now |
You are subscribed to email updates from Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar